www.dailyapreal.com — Ada yang mengatakan pernikahan adalah ibadah yang
paling panjang. Iya, mungkin separuh dari jatah usia kita abdikan untuk menjadi
istri atau suami. Islam memandang pernikahan sebagai kemuliaan yang
sangat tinggi derajatnya. Allah menyebut ikatan pernikahan sebagai mitsaqan-ghalizha
(perjanjian yang sangat berat). Hanya tiga kali istilah ini disebutkan dalam
Al-Qur’an, dua lainnya berkenaan dengan tauhid. Sedang tauhid adalah inti
agama. Islam menganjurkan ummatnya untuk menikah.
Demikian
tingginya kedudukan pernikahan dalam Islam, sehingga menikah merupakan jalan
penyempurnaan separuh agama. Rasulullah Saw. bersabda :
“Apabila seorang hamba telah berkeluarga,berarti dia
telah menyempurnakan separuh dari agamanya. Maka takutlah kepada Allah terhadap
separuh yang lainnya.” (HR Ath Thabrani).
Tujuan
pernikahan dalam agama Islam ialah dalam rangka melaksanakan perintah Allah dan
mengikuti Sunnah Rasul, melaksanakan pemenuhan kebutuhan biologis, melahirkan
generasi baru, mendapatkan ketentraman, cinta dan kasih sayang, meluaskan
silaturahim dan sebagainya.
Pada kenyataannya, setelah pernikahan berlangsung tidak semua
pasangan dapat selalu bersama. Misalnya salah satu pasangan ada yang tugas di
lain wilayah, menuntut ilmu atau bahkan harus terpaut ruang dan waktu.
Kenyataan ini yang di hadapi oleh pasangan dengan istilah Long Distance
Marriage (LDM), yaitu pasangan dengan hubungan jarak jauh.
Saya pun pernah menjalani LDM, yah sekitar lima tahun
lamanya. Sebuah keputusan sulit yang harus kami pilih saat itu. Apakah sejak
awal menikah LDM pernah ada dalam bayangan saya ? Yah, pernah tapi kami mencoba
mencari solusi agar tidak LDM. Tiba suatu waktu, keputusan LDM harus kami pilih.
Bagi sebagian pasangan ada kalanya LDM masih bisa diganti dengan solusi lain,
namun bagi pasangan lain LDM menjadi pilihan terbaik. Seringkali kondisi LDM mempengaruhi
kualitas dan stabilitas dalam hubungan pernikahan. Lijuan (2009), mengatakan
bahwa, ”In the rapidly changing world, it is becoming more and more common
for people to be separated from their significant others, due to various
reasons such as study abroad, work in another city, or military service.”
Stafford,
mendefinisikan long distance relationship, yaitu,sebuah hubungan
dikatakan berada dalam pola hubungan jarak jauh (long distance) bila
komunikasi dan hubungan yang umumnya berjalan lancar, kini terhalang oleh
kendala geografi dan waktu. Yaitu berkurangnya waktu tatap muka dengan pasangan
suami maupun istri dan harapan-harapan antar pasangan yang sering kali terhalang
keadaan.
Ketika menjalani LDM, apakah perjalanan kami mulus bak jalan tol? Tentu tidak! Pasti ada tantangan yang harus kami hadapi, setidaknya inilah yang kami hadapi:
- Jarak yang memisahkan sehingga tidak bisa interaksi secara fisik setiap saat
- Komunikasi yang terbatas, meskipun sudah banyak sih variasi media komunikasi yang membantu
- Waktu yang singkat, kami bertemu paling cepet seminggu sekali.
- Ketika tidak ada saling pengertian
Alhamdulillah kami mampu melewati masa LDM, mau tau apa saja yang kami lakukan untuk menjaga pernikahan tetap sehat dan waras? Apa saja sih yang harus dilakukan ketika LDM menjadi pilihan. ‘Yuk simak tips berikut ini!
1. Membuat perencaan yang matang
Menjalani LDM juga perlu diberi batasan waktu. Buatlah kesepakatan bersama pasangan
kapan lamanya LDM berlangsung dan kapan akan diakhiri. Sehingga akan mencari solusi
lain untuk bisa kembali hidup bersama.
Sejak saat itu, Umar r.a menetapkan waktu maksimal pengiriman pasukan ke medan
perang sebagaimana yang disebutkan hafshah.
2. Komitmen
Pernikahan pasti memiliki visi dan misi yang ingin di wujudkan. Sering-seringlah mengingatkan pasangan tentang komitmen ketika membangun pernikahan. Saling memotivasi ketika salah satu pasangan mengalami rasa putus asa dengan kondisi LDM. Senantiasa menguatkan diri dengan terus mendekat kepada Allah karena hanya Allah yang mampu memberi perlindungan pada pernikahan kita.
3. Saling percaya
Ini juga merupakan faktor yang tidak kalah penting. Menjaga kepercayaan yang diberikan oleh pasangan. Jarak yang memisahkan acapkali memunculkan pikiran-pikiran negatif sehingga akhirnya mudah curiga kepada pasangan.
4. Komunikasi
Komunikasi rutin menjadi salah satu kunci berhasilnya LDM.
Maka buatlah jadwal di antara aktivitas suami dan istri untuk saling menanyakan
kabar. Memang butuh pola yang sesuai dalam berkomunikasi. Karena mungkin ada
perbedaan waktu dan kesibukan.
Nah,
itulah tips agar mampu menjalani LDM dengan senyuman. Selamat berjuang para pejuang
LDM!
#odop #day14 #30dwc #day13
Komentar
Posting Komentar