Keluarga: Benteng Terakhir Untuk Melindungi Generasi

 


“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”. (QS. Ali Imran: 110)

www.dailyapreal.com — Khairu Ummah adalah status yang diberikan oleh Allah bagi sebuah umat berperadaban gilang-gemilang. Seperti era Umayyah, Abasiyyah atau Utsmaniyyah, dibutuhkan beberapa generasi untuk menegakkan kembali era tersebut. Karakter generasi peradaban yang telah dibentuk oleh Rasulullah SAW di Mekkah dan Madinah telah melahirkan peradaban itu berkali-kali. Generasi itu bangkit dan bangkit lagi walau berkali-kali terjatuh. Namun di era generasi akhir zaman ini tampaknya sisa-sisa karakter itu telah semakin pudar. Apakah kita mampu menghadirkan kembali karakter generasi itu? Ya, langkah awal dimulai dari sebuah rumah melalui pendidikan yang dilakukan oleh para Ayah dan Bunda.

Peran pendidikan keluarga

Jika pernikahan adalah ibadah terlama maka pengasuhan adalah salah satu hal terumit. Benar? Dan salah satu konsekuensi dari sebuah pernikahan adalah lahirnya sebuah generasi. Generasi yang Allah titipkan pada kita untuk dididik menjadi pemimpin di muka bumi ini. Orang tua berperan penting dalam menentukan finish line pendidikan ini. Rumah menjadi tempat pertama dan utama pendidikan berlangsung. ‘Yuk, kita renungkan perkataan Rasullulah SAW.

Dari Abi Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari Muslim)

Tentu saja tidak mudah membentuk generasi peradaban yang gemilang, terutama di zaman digital seperti saat ini. Dimana generasi belum matang menghadapi digitalisasi, sementara arus informasi sulit dibendung. Bisa kita lihat fenomena di sekitar kita, anak-anak usia dini kini bersahabat dengan gawai. Sedikit banyak pasti mereka terpapar oleh informasi dunia maya dengan beragam konten, seperti konten pendidikan, gaya hidup, hiburan bahkan konten dewasa. Saking mudahnya mengakses informasi itu semua. Justru ini menjadi tantangan untuk pendidikan keluarga.

Lantas, apa yang harus Ayah dan Bunda lakukan untuk melindungi generasi?

Organisme merupakan salah satu bagian sistem kehidupan. Di dalam organisme terdapat sistem imun yaitu sekelompok sel, protein, jaringan, dan organ khusus yang bekerja sama melawan segala hal yang berbahaya bagi tubuh. Sistem ini terdiri dari banyak komponen salah satunya sel. Salah satu jenis sel yang paling penting dalam jaringan tersebut adalah sel darah putih (leukosit). 

Leukosit dihasilkan atau disimpan pada berbagai tempat di tubuh di antaranya yaitu timus, limpa, dan sumsum tulang, di mana organ-organ ini dikenal sebagai organ limfoid. Kadang leukosit juga disimpan dalam gumpalan jaringan limfoid (kelenjar limpa) yang tersebar di seluruh tubuh. Leukosit bergerak di seluruh tubuh melalui pembuluh limpatik dan pembuluh darah seperti berpatroli, memantau adanya kemungkinan penyerang yang berbahaya.

Bagaimana cara kerja sistem imun? Mikroorganisme dan zat-zat asing yang menyerang tubuh disebut sebagai antigen alias bibit penyakit. Saat antigen terdeteksi, serangkaian respon imun akan terjadi untuk melindungi tubuh dari terinfeksi. Pada proses tersebut, beberapa macam sel bekerja sama untuk mengenali antigen dan memberikan respon. Sel-sel ini kemudian merangsang limfosit B untuk menghasilkan antibodi. Antibodi adalah protein yang didesain khusus untuk menempel pada antigen tertentu. Setelah itu, sel T mencari antigen yang telah

ditumpangi dan menghancurkannya. Sel T juga membantu memberi sinyal pada sel-sel lain untuk melakukan tugasnya.

 

Pada kondisi tertentu, tubuh tidak mampu melawan suatu bibit penyakit sehingga dibutuhkan antibodi buatan yang dimasukkan ke dalam tubuh. Kita mengenal proses ini dengan istilah vaksinasi.

Ibarat organisme, keluarga adalah bagian dari sistem kehidupan sosial. Keluarga memiliki sistem imun yaitu pendidikan keluarga, bagi keluarga muslim pendidikan keluarga berisi penanaman aqidah, visi dan value keluarga. Bisa saja pendidikan keluarga berbeda haluan dengan gaya hidup dan value masyarakat, seperti saat ini dimana keluarga muslim di dera dengan liberalisasi yang bercokol di tengah masyarakat. Efeknya, akan terjadi pertarungan antara keluarga dan masyarakat dalam membentuk generasi. 

Bagaimana memulai pendidikan keluarga? 

Keluarga harus mampu melindungi generasi, menyaring dan melawan segala value yang tidak sesuai agar generasi tetap berada di koridor pendidikan keluarga. Perlu kita sadari bahwa keluarga merupakan benteng terakhir dalam melindungi generasi karena tidak ada vaksinasi dari masyarakat dan regulasi negara. Maka, langkah yang harus dilakukan oleh keluarga muslim yaitu:

  • Pertama, menentukan atau me-reset visi misi keluarga sesuai dengan tuntunan Allah.
  • Kedua, merancang strategi untuk mencapai visi misi keluarga.
  • Ketiga, membangun sinergi antara Ayah dan Bunda dalam proses pendidikan keluarga.
  • Keempat, senantiasa mengikuti informasi yang terjadi di masyarakat.

‘Yuk, Ayah Bunda sinergi menjaga generasi akhir zaman ini!

 

#30dwc #day25 #lindung

Komentar