Mengajari Anak Konsep Kepemilikan

 


www.dailyapreal.com — Di suatu seminar tentang pengasuhan yang dihadiri oleh para ibu lengkap dengan pasukannya -anak-, panitia menyediakan kids corner yang bisa dimanfaatkan oleh para ibu agar bisa fokus meraup ilmu. Biasanya anak-anak akan di temani oleh panitia melakukan beberapa permainan agar mereka tidak merasa bosan selama seminar berlangsung. Sesekali beberapa ibu datang untuk menengok situasi anaknya, memberikan apresiasi karena sudah berani jauh dari ibu, sekedar mengintip dari jauh karena khawatir anak akan menjadi rewel jika melihatnya atau memenuhi panggilan darurat dari panitia. Di satu sudut ruangan tampak pemandangan yang lumayan sering terjadi ketika anak-anak sudah berkumpul.

“Aku duluan yang main, ini kan mainan yang kubawa dari rumah!” Teriak salah seorang anak laki-laki berkaos merah kepada anak perempuan di depannya yang hendak memainkan mainan miliknya.

“Tapi Aku pingin main juga, Aku duluan yang main”! Balas anak perempuan itu sembari merebut mainan dari tangan anak laki-laki.

Perebutan sengit pun tak terelakkan lagi. Anak laki-laki bersikukuh tidak mau meinjamkan mainannya sementara anak perempuan memaksa untuk meminjam mainan itu.

Melihat situasi itu salah satu panitia pun bergegas melerainya. Alih-alih berhasil, tangis anak perempuan meledak sambil teriak memanggil-manggil ibunya. Entah sudah berapa cara yang dilakukan untuk meredakan tangisannya namun tak cukup ampuh juga. Akhirnya cara terakhir pun dipilih, memanggil ibu dari anak perempuan itu.

Beberapa menit kemudian datanglah seorang perempuan muda menghampiri panitia yang menggendong anaknya.

“Sayang, kok nangis?” Tanya Si Ibu sambil mengambilnya dari gendongan panitia.

“Aku mau mainan itu, Bu,” Sambil menunjuk ke arah anak laki-laki.

“Naura sudah pinjam belum sama yang punya mainan?” Tanya Si Ibu.

“Sudah tapi ngga boleh pinjam, Bu,” Jawab Naura sambil terisak.

“Kalau belum diberi ijin sama yang punya, Naura main yang lain saja. Kan sudah Ibu bawakan mainan dari rumah. Yuk Kita ambil di dalam tas!” Bujuk Ibu dan membawa Naura menuju tempat tasnya diletakkan.

“Ngga mau…ngaa mau….Naura mau yang itu.” Naura bersikukuh ingin mainan milik anak laki-laki itu dan Ia terus merengek dan tangisannya semakin kencang.

Seringkali anak-anak menginginkan mainan atau makanan kawannya. Jika tidak diberikan anak akan pasang senjata dengan merengek, menangis bahkan memanfaatkan ibu untuk memintanya sementara dia tidak berani meminta sendiri. Tak jarang ibu akan membujuk anak orang lain untuk meminjamkan atau berbagi, bukan mengendalikan keinginan anaknya dengan alasan agar tangis anak tidak menggangu suasana.

Tahukah Ibu sikap demikian akan menjadi pembiasaan bagi anak. Akhirnya setiap ke manapun, ke rumah siapapun yang di tunjuk oleh anak adalah benda milik orang lain dan ingin memilikinya.

Secara alamiah anak akan berada pada fase egosentris, dimana anak sangat dekat dengan benda-benda apalagi benda miliknya, di lain sisi anak sedang belajar bekerja sama.Ini terjadi di usia-usia kisaran 1-2 tahun. Maka ketika anak memasuki fase ini tugas ibu adalah memahamkan anak arti sebuah kepemilikan, berbagi dan saling bekerjasama dengan temannya walau bend itu miliknya sendiri. Memang sih tidak bisa dilakukan secara instan untuk membuat anak paham, namun fase ini juga tidak boleh dilewatkan begitu saja karena berpengaruh terhadap pembentukan dirinya. Pola pengasuhan tentang sebuah pengendalian ego yang sangat luar biasa sehingga anak menghargai setiap milik orang lain dan tidak merampasnya.

Pembiasaan apa saja yang bisa Ibu lakukan? ‘Yuk simak tips di bawah ini:

  • Ibu memberi teladan dengan cara membiasakan meminjam dulu mainan atau benda milik anak sebelum menggunakannya, minta persetujuannya, kemudian berjanji akan mengembalikannya utuh.
  • Perjelas kepemilikan setiap anak dan harus saling minta izin bila hendak menggunakan milik saudara atau orang lain. Biasanya anak lebih meminta persetujuan ibu atau minta ibu yang meminjamkan. Maka ibu harus komitmen bahwa anak yang akan menggunakan benda milik orang lain itu, jadi anak yang harus menyampaikan sendiri kepada pemiliknya.
  • Apabila ibu memberi makanan biasakan anak-anak saling berbagi dan mengatur sendiri bagian-bagian mereka sehingga membiasakan mereka untuk berbagi.
  • Ibu harus menghindari meminta izin kepada teman agar benda miliknya bisa dipinjam, biasakan anaklah yang meminjam sendiri.
  • Jangan biasakan anak tertarik dengan milik orang lain, ajari anak untuk qonaah (menerima) terhadap mainan atau benda miliknya.

#odop #day29

 

 

 

 

 

 

 

 

 

       

Komentar