Saya sangat mencintai aktivitas
menulis, membaca dan berbagi. Bisa dibilang indeks kebahagiaan dan kepercayaan
diri saya akan meningkat setelah melakukan aktivitas ini. Jadi jangan tertawa jika
salah satu impian saya adalah menjadi orang terkenal, cukup bantu mendoakan
saja ya. Terinspirasi dari seorang penulis senior yang mengatakan, “Membaca
membuat kita tahu banyak hal. Menulis membuat orang tahu siapa kita”. Namun,
realita terkadang belum mampu sesuai ekspektasi. Ibarat jalan yang di mulai
dari KM 0, maka posisi saya saat ini masih ada di KM 1. Padahal KM 0 sudah di
mulai sejak masa sekolah dasar.
Sadar diri dengan kemampuan menulis
yang serba pas-pasan sementara finish line aktivitas menulis butuh
ketrampilan expert. Maka berjuang sendiri adalah cara yang kurang efektif,
disitulah dibutuhkan keberadaan komunitas menulis sebagai support system.
Dan saat ini saya mengikuti Komunitas One Day One Post dan kelas menulis
30DWCjilid 32. Bukan karena kemaruk mau ikut semua kelas, tetapi
masing-masing punya benefit sendiri yang sedang saya butuhkan. Di Komunitas ODOP,
saya berharap bisa menambah keterampilan tentang blog. Sementara di 30DWC
menjadi batu pijakan untuk bisa menghasilkan karya sebuah buku. Keduanya saling
memberi apa yang sedang dibutuhkan, ya beginilah kehidupan ibu pembelajar yang
merdeka belajar. Hehehe…
Di Komunitas ODOP, para peserta akan
menulis selama 40 hari tanpa henti dengan tema bebas. Juga tantangan menulis
tema tertentu setiap pekannya. Selain itu, para peserta juga dibekali ilmu
tentang menulis dan blog. Jika berhasil sampai hari ke 40, peserta dinyatakan
lulus dan menjadi member Komunitas ODOP.
Kembali lagi pada bahasan strong
why menulis. Setuju tidak jika semakin bertambahnya usia di dunia, maka berbanding lurus dengan banyaknya
pengalaman hidup yang diukir. Sementara daya ingat dan space memory
manusia punya limit. Nah, itu tantangan semua manusia. Kelak saat usia senja,
kita tidak akan mampu lagi mengingat, menceritakan dan membaginya dengan anak
generasi. Tidak mau kan? Saya rasa dengan kegiatan menulis kekhawatiran itu
terpecahkan. Kumpulan cerita mulai dari proses belajar menjadi lebih baik
hingga hanya sekedar cerita ngalor-ngidul pun akan tersimpan rapi,
runtut, lengkap. Bisa dijadikan bahan obrolan bersama cucu-cucu kelak… ah, kepanjangan
ya bayangannya.
Bagi saya pribadi menulis tidak hanya sekedar
mengikuti trend saat ini. Tidak juga sekedar mengisi waktu luang. Tidak melulu
menumpahkan isi hati dan pikiran. Bahkan menghabiskan jatah 20.000 kata
perhari. Ada 4 hal yang saya jadikan strong why aktivitas menulis ini.
- Menulis untuk mengikat ilmu
- Menulis untuk berbagi
- Menulis untuk perubahan
- Menulis untuk memperpanjang usia
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia
tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis
adalah bekerja untuk keabadian.”― Pramoedya Ananta Toer
- Menulis sebagai sarana selfhealing
Dalam pandangan saya, kehidupan saat ini jauh berbeda dengan dulu terutama sebelum ada kecanggihan teknologi. Hidup kita berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Dulu, penulis mungkin menghasilkan karya dalam sebuah buku atau media cetak. Kini, penulis lebih fleksibel, bisa menghasilkan karya dalam bentuk digital seperti menjadi seorang blogger profesional. Bagi seorang perempuan dengan peran ibu dan istri, berkarya dari rumah bukanlah keniscayaan. Tentunya tidak instan ya…. Para blogger profesional yang kita kenal saat ini mungkin sudah memulai KM 0 sejak 10 tahun lalu atau bahkan lebih. Yakinlah mantra ini, “Practice makes progress. Progress makes you an expert” ― By Me.
#ODOP #day5 #30DWC #day4
Semoga kita bisa menjadi penulis profesional ya Kak
BalasHapusYuk semangat berprogress di ODOP 😀
BalasHapusKeren kan kalau bisa diingay oadahal kitanya udah ga ada. 😁😁
BalasHapus