Tips Aman Main Hujan

 

www.dailyapreal.com — Pagi ini saya berkesempatan tampil di IG live streaming bersama Komunitas Read Aloud Jakarta Selatan. Kegiatan ini merupakan mini project pasca pelaksanaan TOT Read Aloud bulan lalu. Kegiatan ini telah berlangsung sejak awal bulan September dan pekan ini adalah jadwal saya bersama 3 peserta lainnya. 

Kami berempat secara bergantian tampil diawali dengan sesi bincang- bincang kemudian praktik membaca nyaring. Buku yang saya baca berjudul Saat Hujan Turun, di akses dari aplikasi Let's Read. 

Buku ini menceritakan tentang seorang anak yang awalnya tidak menyukai hujan. Baginya hujan itu membuat gelap dan menyeramkan. Selain itu hujan juga membuat baju basah kuyup dan kotor karena cipratan lumpur. Namun, akhirnya ia menemukan keasyikan ketika bermain hujan. Dan membuatnya senang dengan hujan.

Ada yang menarik bagi saya yaitu si tokoh anak kecil yang beranggapan bahwa hujan itu membuatnya basah kuyup yang bisa menyebabkan ia sakit. Ada benarnya sih... Namun bukan hujan yang menyebabkan sakit. Mungkin ketika bermain hujan kondisi anak sedang kurang sehat, terlalu lama bermain lalu masuk angin, setelah bermain tidak langsung mandi air hangat atau terpeleset karena jalan yang licin. Anggapan seperti ini mungkin tidak hanya dimiliki oleh anak bahkan orang tua juga. Melarang anak bermain hujan dengan alasan 'nanti bisa sakit'. 'Nah, siapa yang masih berpikiran seperti ini? Jika iya, berarti ada konsep pengasuhan yang harus Ayah Bunda perbaiki.

Dengarkan kisah Anas bin Malik radhiallahuanhu berikut ini:

 

ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻧَﺲٌ : ﺃَﺻَﺎﺑَﻨَﺎ ﻭَﻧَﺤْﻦُ ﻣَﻊَ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻣَﻄَﺮٌ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﺤَﺴَﺮَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺛَﻮْﺑَﻪُ، ﺣَﺘَّﻰ ﺃَﺻَﺎﺑَﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﻄَﺮِ، ﻓَﻘُﻠْﻨَﺎ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻟِﻢَ ﺻَﻨَﻌْﺖَ ﻫَﺬَﺍ؟ ﻗَﺎﻝَ : « ﻟِﺄَﻧَّﻪُ ﺣَﺪِﻳﺚُ ﻋَﻬْﺪٍ ﺑِﺮَﺑِّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ »


Anas berkata: Kami bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kehujanan. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyingkap pakaiannya agar terkena air hujan. Kami bertanya: Ya Rasulullah, mengapa kau lakukan ini? Beliau menjawab, “Karena ia baru saja datang dari Tuhannya ta’ala.” (HR. Muslim)

 

Seringkali hujan dianggap sebagai sumber malapetaka. Seperti terjadinya banjir. Jika di teliti yang menyebabkan banjir sebenarnya bukan hujan. Mungkin banyaknya sampah yang menyumbat aliran air sungai, kedalaman sungai yang dangkal sehingga tidak cukup menampung air hujan, sedikitnya lahan resapan air seperti di daerah perkotaan. Bahkan berdasarkan penelitian ilmiah hujan mengandung banyak manfaat. Allah SWT berfirman,

 

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنَّكَ تَرَى الأرْضَ خَاشِعَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ إِنَّ الَّذِي أَحْيَاهَا لَمُحْيِي الْمَوْتَى إِنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

 

Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fushshilat [41] : 39)

 

Ayah Bunda bisa melakukan tips ini agar anak aman saat bermain hujan.


1.  Sebelum bermain hujan pastikan kondisi kebugaran anak.

2.  Berikan batas waktu untuk bermain hujan, misal 30 menit.

3. Jelaskan tempat yang aman untuk bermain hujan. Misal, hindari tempat yang licin atau dekat dengan bibir sungai

4.  Guyurlah tubuh anak dengan air hangat setelah bermain hujan

5.  Buatkan minuman herbal hangat seperti madu hangat.

 

Selain itu, penting untuk memberikan pemahaman yang benar kepada anak tentang hujan. Hujan adalah rahmat yang mengandung keberkahan. Hujan juga ciptaan Allah SWT. Maka ketika hujan turun ajak anak untuk membaca dzikir dan do’a.


#odop #day17 #30dwc #day16

Komentar

  1. Paling senang kalau main hujan :)

    BalasHapus
  2. Bener, anak hrs ngerti klo hujan tu rahmat dr Allah, ya. Anakku suka bgt main hujan. Hihi. Alhamdulillah ga prnh skt setelahnya.

    BalasHapus
  3. Masyaallah. Semoga anak2 di mana saja bisa bermain hujan dengan gembira

    BalasHapus

Posting Komentar