www.dailyapreal.com — Setiap orang tua pasti mendambakan memiliki anak yang sholih dan sholihah. Anak-anak yang kelak bisa menjadi jariyah kita di akhirat. Tentu saja mewujudkannya tak secara instan, orang tua mesti berjuang terlebih dahulu untuk mendidik mereka. Mendidik anak di saat kecil adalah tanggung jawab keluarga. Anak memiliki kepribadian Islam ataukah sebaliknya tergantung dari cara orang tuanya mendidik. Jika sejak kecil si anak tak dikenalkan identitas agamanya, bagaimana mereka bisa mencintai dan taat agama ketika dewasa?
Di mana pun berada, sebenarnya mendidik anak saat masih kecil adalah tanggung jawab keluarga. Apalagi bagi kaum muslimin. Sebelum anak-anak dewasa (balig), orang tua wajib menyiapkan anak untuk mengenal agamanya, agar saat balig nanti mereka siap menerima taklif (beban hukum). Mereka tak akan merasa berat menjalankan hukum syariat dan tak salah langkah ketika dewasa.
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS At Tahrim: 6)
Salah satu cara untuk menjauhkan keluarga
dari api neraka adalah memahamkan mereka dengan Islam. Mengenalkan aturan Islam
sejak dini. Inilah visi keluarga muslim yaitu menjadikan anggota keluarganya
menjadi penduduk surga
Kewajiban Menutup Aurat
Menutup aurat merupakan salah satu aturan yang diwajibkan khusunya bagi seorang muslimah yang sudah baligh. Sama halnya dengan kewajiban yang lain yang perlu pembiasaan sejak dini, menutup aurat pun demikian.
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri, anak-anak perempuan dan istri-istri orang Mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS al-Ahzab ayat 59)
Mengajak anak berhijab sejak dini merupakan
bagian dari pendidikan anak. Membiasakan mereka mengetahui batasan-batasan
aurat yang tidak boleh ditampakkan dan mana yang boleh ditampakkan itu sangat
perlu. Agar mereka dapat memahami dengan siapa saja mereka boleh menampakkan
auratnya.
Kebiasaan Berpakaian Anak Saat Ini
Di zaman yang serba modern saat ini, jika orang tua tak berhati-hati atau salah dalam mendidik anak, bisa berdampak fatal. Sering kita jumpai anak-anak lebih suka pakai baju ala-ala princess, seperti film kartun yang sering dilihat. Atau baju seksi, pesta, karena sering lihat fashion show di tivi. Mereka lebih bangga pakai pakaian terbuka seperti itu daripada pakai hijab. Padahal, mereka anak-anak muslim yang bapak ibunya juga muslim.
Mengapa demikian? Karena ini adalah hasil pembiasaan. Sejak kecil, mereka tak pernah dikenalkan dengan ajaran agama. Justru mereka dikenalkan dengan budaya asing (Barat) yang terkenal dengan ide kebebasannya. Akhirnya, anak memahami berpakaian seperti apa pun boleh asal sopan. Sopan di sini tentu maknanya “sopan” sebagaimana Barat memandang. Jika saat kecil sudah dalam didikan kebebasan alias liberal, bagaimana setelah besar?
Oleh sebab itu, setidaknya ketika sejak dini telah dididik dengan Islam dan mengetahui pakaian yang benar sesuai syariat Allah, saat dewasa mereka akan mampu memilih mana pakaian yang benar dan mana yang salah. Mereka pun akan paham pakaian yang “memperlihatkan aurat” bukanlah aturan Islam.
Cerita Si Sulung Belajar Berhijab
Pengalaman saya saat mengajak Si Sulung memakai hijab dimulai sejak ia bayi. Saya membiasakan ia ketika ikut keluar rumah untuk menutup auratnya. Sesekali ketika ia merasa gerah hijabnya dilepas. Tak mengapa karena ia masih dalam tahap pembiasaan. Pun dengan pakaiannya, saya selalu mengusahakan menutup aurat. Godaanya, model pakaian bayi yang lucu-lucu dengan bermacam aksesorisnya. Masuk babyshop langsung terpukau. Ya, kreatif ibunya yang mix and match pakaian agar tetap nyaman, aman dan menutup aurat.
Kebiasaan ini berlanjut hingga kini. Meskipun acapkali muncul pertanyaan "mengapa kelau keluar rumah aku harus memakai hijab, memakai pakaian yang menutup aurat. Padahal teman-teman tidak pakai hijab, tapi boleh main sama Ibunya?" Tidak dipungkiri kebiasaan di lingkungan akan menimbulkan perbandingan dalam diri anak, terlebih jika terdapat perbedaan nilai yang ditanamkan keluarga dan lingkungan. Maka Ibu harus memotivasi anak untuk tetap berhijab bahkan mengajak temannya untuk berhijab.
Tak kalah penting adalah teladan dari orang
tua, terutama ibu. Jika anak melihat ibu ketika keluar rumah senantiasa memakai
hijab, menutup aurat secara sempurna, memakai kaos kaki, anak pun akan
mengikuti. InsyaAllah melalui proses pemahaman berulang kali, teladan dan
kesabaran orang tua. Kelak anak tidak akan merasa berat melaksanakan
kewajibannya.
#odop #day32
Komentar
Posting Komentar