Menanamkan Cinta Al Quran Pada Anak

 

www.dailyapreal.com — Orang tua mana yang tidak ingin memiliki seorang anak penghapal Al Quran? Terlebih bagi orang tua muslim, pastilah ini menjadi ‘deep dream’. Sebuah kebanggaan yang tidak ternilai. Namun, cukup mudahkah proses menjadikan anak sebagai penghapal Al Quran? Tentu saja tidak semudah menggoreng tempe. Alih-alih berhasil, tidak jarang cita-cita orang tua tidak disambut baik oleh anak sehingga mereka merasa terpaksa untuk menghapal Al Quran. Alih-alih menjadikan anak dekat dengan Al Quran, malah mereka jenuh dan enggan. Hem....

Keutamaan menghapal Al Quran

Sebagai seorang muslim pasti kita telah memahami keutamaan Al Qur’an serta bagaimana cara mempelajari Al Qur’an. Bagi orang tua muslim hal ini memberi motivasi untuk menjadikan anak-anak mereka sebagai penghapal Al Quran karena menghapal Al Quran memiliki keutamaan, diantaranya:

 

1.    Penghafal Qur’an adalah Shahibul Qur’an

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani menyatakan, “ketahuilah, makna dari shahibul Qur’an adalah orang yang menghafalkannya di hati. berdasarkan sabda nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله

hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap kitabullah

 

maksudnya yang paling hafal. Maka derajat surga yang didapatkan seseorang itu tergantung pada banyak hafalan Al Qur’annya di dunia, bukan pada banyak bacaannya, sebagaimana disangka oleh sebagian orang. Maka di sini kita ketahui keutamaan yang besar bagi pada penghafal Al Qur’an. Namun dengan syarat ia menghafalkan Al Qur’an untuk mengharap wajah Allah tabaaraka wa ta’ala, bukan untuk tujuan dunia atau harta” (Silsilah Ash Shahihah, 5/281).

 

2.    Al Qur’an akan menjadi syafa’at bagi shahibul Qur’an

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

اقرأوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه

Bacalah Al Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafa’at bagi shahibul Qur’an” (HR. Muslim  804)

 

3.    Derajat di surga tergantung pada hafalan Qur’an

Semakin banyak hafalannya, akan semakin tinggi kedudukan yang didapatkan di surga kelak. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

يقال لصاحب القرآن اقرأ وارتقِ، ورتل كما كنت ترتل في الدنيا، فإن منزلك عند آخر آية تقرؤها

Akan dikatakan kepada shahibul qur’an (di akhirat) : bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca” (HR. Abu Daud 2240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).

 

4.    Termasuk sebaik-baik manusia

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خيركم من تعلم القرآن وعلَّمه

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Al Bukhari 4639).

 

5.    Allah mengangkat derajat shahibul Qur’an di dunia

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إن الله يرفع بهذا الكتاب أقواماً ويضع به آخرين

“Sesungguhnya Allah mengangkat beberapa kaum dengan Al Qur’an ini dan menghinakan yang lain dengannya” (HR. Muslim 817)

 

6.    Penghafal Al Qur’an lebih diutamakan untuk menjadi imam

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله

“Hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap kitabullah” (HR. Abu Daud 582, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)

 

Antara menghapal dan mengkhatamkan Al Quran

Nah, ada beberapa hal yang mungkin seringkali menjadi kebingungan orang tua ketika akan mulai mengajarkan Al Quran pada anak. Mana pertama kali harus dilakukan antara mengajak anak memulai menghapal atau mengkhatamkan Al Quran. Tidak perlu bingung karena keduanya sama baiknya, hanya saja yang menjadi prioritas adalah menghapal dulu. Mengapa? Ada rentang usia anak untuk mudah memperbanyak hapalan, yaitu antara usia 5-18 tahun (ini masa emas 1 bagi anak) dan antara usia 18-23 tahun (masa emas 2). Usia diatas 23 tahun otak sudah mengalami penurunan daya ingat.

Untuk anak usia dini perkembangan sensori yang menonjol adalah pendengaran. Maka memanfaatkan masa ini untuk menghapal Al Quran akan memudahkan bagi anak. Jika anak belum bisa membaca Al Quran atau bacaanya perlu diperbaiki maka metode menghapalnya dengan talaqqi. Orang tua membacakan berulang kali, kemudian anak mendengarkan dan mengulanginya.  

 

Metode menanamkan cinta pada Al Quran

Nah, mari evaluasi proses yang selama ini sudah dilakukan bersama anak. ‘Yuk renungan hadist berikut ini, dari Jundul bin Abdullah, "Dahulu aku belajar iman sebelum Al Quran. Ketika belajar Al Quran maka bertambahlah keimananku".

Dari hadist tersebut bisa kita lihat sebuah formula untuk menumbuhkan kecintaan anak kepada Al Quran, yaitu IMAN »» QURAN »» AMAL. Keimanan adalah yang pertama dan utama ditanamkan ke anak- anak sebelum mengajak mereka untuk menghapal.

Untuk menanamkan keimanan dalam diri anak bisa dilakukan dengan cara berkisah. Kenapa? Karena 1/3 isi Al Quran adalah kisah. Ada 10 poin yang bisa diterapkan untuk menanamkan keimanan kepada anak.

 

1)     QOF (Qososh wa amtsal)

Artinya kisah-kisah dan contoh-contoh.

Orangtua berkisah berkaitan dengan surat yang sedang dihapal. Contoh, ketika anak menghapal surat al masd, maka terlebih dulu kuat bercerita tentang Abu Lahab yang merintangi dakwah Nabi saw.au juga bisa berkisah bagaimana Nabi dan para sahabat berinteraksi dengan Al Quran dalam kesehariannya.

Dari Huzaifah Ibu Yaman, “Suatu malam Rasul saw melakukan qiyamul lail. Rakaat pertama setelah al Fatihah membaca surat AL Baqarah hingga akhir, disambung ali Imran hingga akhir dan membaca An Nisa hingga akhir (HR. Muslim).

 

Terdapat contoh lain, kisah shahabiyah bernama Ummu Darda Sughra. Pernah suatu waktu beliau melaksanakan sholat dhuhur dengan khatam surat Al Baqarah. MaasyaaAllah, luar biasa sekali semangat para sahabat dalam menghidupkan al quran dalam keseharian mereka.

 2)     MIM (Munafasah wa Musabaqah)

Artinya perlombaan dan pertandingan.

Jadikan Al Quran sebagai tema inti di rumah dan peran orangtua sangat menentukan. Bisa memulai dari kegiatan yang sederhana dan menyenangkan bagi anak. Kita bisa bermain tebak-tebakan/ kuis sambung ayat bersama anak-anak, bisa harian, pekanan atau bulanan.

      Contoh kuis:

-   Siapa manusia pertama yang Allah ciptakan?

-   Surat An-Naba artinya apa?

-   Lanjutkan ayat berikut ini....

         Apapun aktifitasnya hubungkanlah dengan Al Quran.

 3)     Syin (Syafa’at)

Artinya penolong.

Kita bisa bercerita bahwa ketika di dunia Al Quran akan memberikan keberkahan kepada pembacanya. Ajaklah anak berinteraksi dengan kehidupan para penghafal Al Quran. Ceritakan juga tentang keutamaan bagi yang menghafal dan mengamalkan  Al Quran dengan derajat tinggi di surga. Serta orangtua akan diberi mahkota dan jubah kemulian ketika memiliki anak seorang penghapal Al Quran.

 4)     Jim (Jannah wa Nar)

Artinya surga dan neraka.

Kita bisa menceritakan kepada anak-anak tentang manusia, rumah, makanan dan sungai di surga.

 

5)     ‘Ayn (‘Ilaj wa Syifa)

Artinya obat.

Al Quran adalah penyembuh untuk penyakit dhohir dan batin. Yakinkan pada diri anak bahwa Allah swt menjadikan rahasia penyembuh pada ayat-ayat Al Quran.

 

6)     Alif (Akhlak Arrasul)

Akhlak Rasul tidak bisa dipisahkan dari bacaan Al Quran. Ceritakan kepada anak tentang akhlak Rasul terhadap keluarga dan lingkungannya.

 

7)     Laam (Lughoh Arobiyah)

Artinya bahasa arab.

Ketika anak sudah muncul cintanya terhadap Al Quran, ajarkan sedikit demi sedikit bahasa arab Al Quran. Manfaatnya sangat banyak salah satunya untuk menjaga spirit ketika anak menghapal Al Quran.

Ketika anak masuk level tahfidz bahasa arab membantu proses hapalan.

 

8)     Kha (Khitoh wa Hiwar)

Artinya orasi dan percakapan.

Orang tua mengajarkan kepada anak percakapan yang baik dan sopan, adab seorang muslim terhadap Al Quran serta adab sehari-hari secara umum. Karena dengan adab yang baik Allah akan Berkakan pengajaran, dimudahkan dan diistiqomahkan dalam menuntut ilmu.

 

9)     THA' (Thuma'ninah wa sakinah)

Artinya ketenangan. Orangtua bisa menjelaskan kepada anak tentang:

·       Ketenangan hati bagi orang-orang yang mengingat Allah swt

·       Perlindungan Allah swt

·       Keberkahan hakiki

yakinkanlah kepada anak jika kita selalu berinteraksi dengan Al Quran Allah akan menjaga jiwa raga kita di dunia dan akhirat.

 

10)  TA (Tahfizh wa tasmi')

Artinya menghapalkan dan menyimak.

Nah, setelah anak-anak memiliki haplan saatnya membuat momen untuk menyimak haplan anak-anak kita. Bisa perpekan atau perbulan. Sementara untuk ziyadah (menambah hapalan) untuk waktunya bisa dilakukan dipakai hari dan muroja'ah saat sore atau malam hari.

Orangtua bisa memberikan hadiah sebagai tanda penghargaan dari jerih payahnya. Hadiah ini tidak selalu barang, bisa berupa pelukan dan lainnya. 

Itulah 10 poin yang bisa orang tua terapkan. Pastinya menjadikan anak sebagai penghapal Al Quran tidaklah mudah, tapi bukan berarti tidak bisa diwujudkan. Asalkan orang tua memiliki komitmen yang tinggi, ikhtiar yang maksimal dan senantiasa meminta pertolongan Allah. InsyaaAllah jalan menuju kesana akan dimudahkan. 

Waktu yang tepat 

Menanamkan kecintaan terhadap Al Quran baiknya memang sejak dini dimana masa emas menghapal anak di usia dini paling optimal. Pun bisa menjadi pembiasaan sejak dini. Namun, kadangkala kita mentok dengan metode tertentu yang bagi anak kurang menarik. Maka bisa mencoba metode yang menyenangkan untuk anak, misal menggunakan flashcard utk mengenalkan huruf hijaiyah dan harakat. Pilihlah flashcard yang langsung berharakat. Sekarang sudah banyak yang menyediakan free printable huruf hijaiyah. 

Selain perangkat dan metode yang mendukung, perlu memperhatikan juga rentang konsentrasi anak. Karena semenarik apapun pengajaran yang kita berikan ketika anak sudah tidak bisa konsentrasi, hasilnya tidak akan maksimal. Malah kitanya nanti yang terbawa emosi... Heheheh... Mengetahui rentang konsentrasi anak dengan cara, usia anak ditambah 2 menit. Misal usia anak 4 tahun, maka rentang konsentrasinya 4+2 = 6 menit. Jadi maksimalkan kegiatan di rentang konsentrasi tersebut.

Adakalanya kita akan menghadapi anak yang semangat membaca dan menghapal Al Quran naik turun. Itu hal yang wajar, lah kita orang dewasa saja juga semangatnya naik turun kayak barisan bukit. Disinilah pentingnya proses evaluasi terhadap proses pengajaran yang kita berikan. Al Quran berisi firman Allah, bukan sembarang kalimat. Berisi cahaya yang menjadi petunjuk hidup bagi manusia maka pantaslah ketika sikap pengajar dan yang diajar akan mempengaruhi. Evaluasi terus bagaimana kesalihan keluarga, karena saling berpengaruh bak mata rantai yang berkaitan. Evaluasi dari hal-hal subhat, amal sholih kita, keteladanan orangtua dan doa yang dipanjatkan. Evaluasi bisa pekanan atau bulanan dalam rangka memperbaiki langkah yang keliru.

'Yuk, jaga Al Quran di dunia ini melalui keluarga kita, semoga kelak Al Quran lah yang akan menjaga kita di akhirat. Aamiin....

 #odop #day19 #30dwc #day18

 


Komentar