www.dailyapreal.com — Dulu ketika masih usia remaja pernah terbesit dalam benak, “Jadi ibu kok kayaknya ribet ya, harus bangun pagi, masak, nyuci, Hemmm….kayaknya capek banget.” Pokoknya jadi ibu itu seperti mendapat musibah. Rasa kurang bangga menggeluti profesi sebagai ibu rumah tangga. Bisa saja bayangan itu pun masih ada dalam benak para millenial jaman ini. Mengapa? Ada anggapan bahwa pekerjaan di rumah sebagai ibu dan istri tidak menghasilkan uang. Lebih baik ‘keluar rumah’ untuk bekerja dengan potensi yang dimiliki untuk membantu meringankan beban ekonomi suami atau mengejar karier tertentu. Fakta seperti ini pernah saya alami, ketika setahun lalu memilih resign dari ‘pegawai negara’ untuk menjadi full time mother. Banyak orang di sekitar sampai teman jauh yang menyayangkan. But, life is choice…
Kekhawatiran
yang merebak ketika kelak menjadi seorang ibu, adalah kekhawatiran yang tidak
perlu terjadi. Menjadi ibu adalah sebuah alur dalam kehidupan perempuan. Sudah
fitrah seorang perempuan ketika dewasa, lalu menikah dan punya anak. Maka
otomatis akan menyandang status sebagai ibu. Allah pun telah melengkapi
perempuan seperangkat organ yang memungkinkannya untuk hamil, melahirkan, dan
menyusui yang tidak dimiliki oleh para lelaki. Sungguh menjadi ibu itu
istimewa.
Lantas, bagaimana agar peran sebagai ibu bisa diperankan dengan baik? Ya, disiapin dong!!! Ada beberapa persiapan, di antaranya:
- ·Perkaya diri dengan ilmu
Sebelum menjadi ibu rajin-rajinlah
menuntut ilmu, karena setelah menikah belum tentu memiliki waktu leluasa
seperti sebelum menikah. Bekali diri dengan pemahaman agama yang lurus dan
benar. Seorang ibu nanti yang akan mengarahkan anaknya dengan keimanan seja
dini. Termasuk hokum-hukum seputar hak dan kewajiban sebagai istri dan ibu.
Kalau iman ibunya cetek , gimana mau nuntut anak jadi shalih dan
shalihah?
- Perluas wawasan terkait teknik-teknik mengurus rumah tangga
Siapa yang belum bisa masak? Nah, ini
juga salah satu teknik yang perlu dipelajari. Masih ada teknik mengatur
keuangan, teknik menyenangkan suami, trik menghadapi masalah dengan mertua dan
ipar, teknik komunikasi dengan anak dan masih banyak lagi. Saat ini kita
dimudahkan untuk mempelajarinya. Kelas online yang membahas teknik-teknik
tersebut sudah betebaran, mau pilih yang berbayar atau gratis? Semua ada. Kita
juga bisa membaca buku, surfing di internet, dan bertanya pada yang
sudah berpengalaman.
- Belajar mengatur waktu
Menjadi ibu dengan segambreng
urusannya menuntut kita untuk cekatan mengatur waktu. Mungkin ketika masih
jomblo sering menunda waktu untuk mencuci baju. Ketika sudah menikah kebiasaan
ini bakal memberatkan loh… Baju sepotong bisa beranak pinak. Bahkan waktumu
untuk dirimu sendiri juga akan berkurang karena sibuk mengurus rumah dan
keluarga. Nah, agar tetap waras dalam menjalankan peran ibu dan istri
belajarlah mengatur waktu dari sekarang.
- Menyiapkan fisik
Menjadi ibu adalah tugas yang
menguras tenaga. Kelelahan dan kurang sudah menjadi menu utama. Untuk menjadi
ibu yang tangguh kita harus memiliki fisik yang sehat dan kuat. Agar tidak loyo
saat berhadapan dengan kerjaan rumah tangga yang tiada habisnya. Apalagi ketika
mengasuh anak. ‘Yuk, mulai olahraga!
- Menyiapkan mental
Menjadi ibu juga harus siap
menghadapi segala kemungkinan. Misal, ketika keuangan keluarga tiba-tiba seret,
belum diberi keturunan, lingkungan rumah yang belum kondusif bahkan
menghadapi karakter keluarga kita dengan suami yang berbeda. Jika mental kita
tidak kuat, bisa jadi akan menimbulkan masalah lain.
- Menguatkan nafsiyah
Menjadi ibu berarti siap menjadi teladan. Sebab,
setiap polah tingkah kita akan ditiru oleh anak. Iya, 24 jam bersama anak itu
ibarat kita sedang berhadapan dengan CCTV. Ketika kita jadi ibu yang lemah
lembut, penuh kasih sayang, emosi senantiasa dijaga agar positif, InsyaAllah
anak akan menirunya. Children see, children do.
Siap ngga siap InsyaAllah kelak akan menyandang gelar seorang ibu. Jadi ngga ada salahnya sejak sekarang mulai menyiapkan diri. Jika ilmu sudah punya, maka menjalankan peran seorang ibu akan terasa enjoy. Percaya ? ‘Yuk, buktikan !
#odop
#day10 #30dwc #day9
Komentar
Posting Komentar