www.dailyapreal.com — Setelah menikah dan memiliki anak terkadang membuat perempuan mengesampingkan urusan penampilan diri. Iya, ia menganggap sudah terlalu sibuk dengan urusan rumah, suami dan anak sehingga tidak ada waktu untuk menunaikan hak terhadap diri atau memperhatikan penampilan. Padahal hal itu bisa mempengaruhi indeks kebahagian diri seoang perempuan. Selain itu, di dalam rumah ia pun menjadi objek yang akan diperhatikan oleh suami dan anak-anaknya. Ngga mau kan jika suami dan anak ogah dekat-dekat dengan kita?
‘Yuk kita renungkan salah satu hadis
Rasulullah saw. yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Ketika Rasulullah ditanya, “Perempuan seperti
apa yang paling baik?” Maka Rasulullah bersabda, “Yang paling
menyenangkan jika dilihat suami, menaati suami jika suami memerintahkan
sesuatu, dan tidak menyelisihi suami dalam diri dan hartanya dengan apa yang
dibenci oleh suaminya.” (HR An-Nasa’i)
Rasulullah saw. pernah bersabda kepada Umar bin Khaththab bahwa istri yang salihah adalah yang membuat suami bahagia ketika memandangnya.
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri salihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan menaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR Abu Dawud)
Inilah karakter istri yang baik, yang
paling menyenangkan jika dilihat, yang menjadi penyejuk mata suaminya, yaitu
seorang istri yang selalu berusaha memperbagus dan mempercantik dirinya ketika
berada di hadapan suaminya atau setiap kali bersama dengan suami, selalu taat
kepada suami serta selalu memenuhi apa yang diinginkan suaminya. Lalu, apa yang
harus kita lakukan agar bisa menjadi istri penyejuk pandangan suami kita?
- Berusaha Berpenampilan Baik di Hadapan Suami
Kita
Islam memerintahkan kepada istri untuk merawat dirinya dan berpenampilan baik di hadapan suaminya, dan ini bagian dari hak suami yang harus ditunaikan istrinya. Karenanya, berhias dan merawat diri untuk suami termasuk ibadah dan merupakan salah satu jalan untuk mewujudkan kasih sayang.
Dari Jabir bin Abdillah ra, Nabi mengingatkan, “Apabila kalian pulang dari bepergian di malam hari, maka janganlah engkau menemui istrimu hingga dia sempat mencukur bulu kemaluannya dan menyisir rambutnya yang kusut.” (HR Bukhari)
An-Nawawi mengatakan, dalam hadis ini terdapat dalil bahwa istri tidak boleh membuat suaminya lari darinya atau melihat sesuatu yang tidak nyaman pada istrinya, sehingga menyebabkan permusuhan di antara keduanya. Seorang istri salihah yang mencintai suaminya akan berusaha merawat dirinya untuk menyejukkan pandangan mata suami, sehingga tidak memandang perempuan lain yang bukan haknya. Serem kan?
- Taat Kepada Suami dan Mengikuti apa yang
Dikehendaki Suami Kita dalam Hal-hal yang Tidak Bermaksiat kepada Allah
Rasulullah saw. bersabda, “Sekiranya aku boleh memerintahkan seseorang sujud kepada orang lain, maka akan aku perintahkan seorang istri sujud kepada suaminya. Sekiranya seorang suami memerintahkan istrinya untuk pindah dari gunung ahmar menuju gunung aswad, atau dari gunung aswad menuju gunung ahmar, maka ia wajib untuk melakukannya.” (HR Ibnu Majah)
Rasulullah saw. menjanjikan peluang
paling menggiurkan, yaitu seorang istri yang menaati suaminya dan menjaga
kehormatannya, ia bisa masuk surga lewat pintu yang mana saja.
صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا .قِيل لَهَا : ادْخُلِي إِذَا الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Apabila seorang istri melaksanakan salat lima waktu, puasa ramadan, menjaga kehormatannya, dan menaati suaminya, maka dikatakan kepadanya, ‘Masuklah ke dalam surga dari pintu yang mana saja.'” (HR Ahmad)
Dalam hadis lain Rasulullah saw. bersabda, “… Dan maukah aku tunjukkan kepada kalian perempuan ahli surga? Yaitu istri yang penuh cinta pada suami dan penyayang kepada anaknya, yang ketika suaminya marah kepadanya ia berkata, ‘Inilah tanganku berada di tanganmu, aku tidak bisa tidur memejamkan mata sehingga engkau rida kepadaku.” (HR Nasai)
Seluruh hadis ini telah sangat jelas memperkuat dan memerinci amalan apa saja yang bisa membawa para istri kepada surga Allah, yaitu dengan bakti dan taatnya istri kepada suaminya. Salah satu caranya dengan menjaga dan merawat rumah dan anak-anaknya, menjaga kehormatan dan harta benda suaminya, tidak mengizinkan memasuki rumah orang-orang yang tidak dikehendaki oleh suaminya, tidak keluar rumah kecuali dengan seizin suaminya, serta berpenampilan menarik dan berdandan yang cantik di hadapan suami.
- Menghiasi Diri Kita dengan Amal Kebaikan yang
Diperintahkan Allah SWT.
Namun penampilan tentu saja tidak cukup,
tapi harus dibarengi dengan akhlak yang baik, serta amal kebaikan sebagaimana
yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang Allah, sehingga seorang
istri akan menjadi penyejuk mata suaminya.
Firman Allah Swt., “Maka perempuan-perempuan yang salihah, ialah yang taat (kepada Allah dan kepada suami) lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (An-Nisa: 34)
Al-Imam Ath-Thabari rahimahullah berkata, “Maknanya: Perempuan-perempuan yang menjaga diri-diri mereka ketika suami-suami mereka tidak ada, yaitu menjaga kemaluan dan harta suami, serta menjaga hak Allah yang diwajibkan atas mereka dalam hal tersebut maupun selainnya.” (Tafsir Ath-Thobari, 8/295)
Suami adalah surga dan neraka bagi perempuan. Maka, seorang perempuan (istri) hendaknya berusaha keras untuk dapat membahagiakan suami. Dengan mengetahui ini, seorang perempuan akan berusaha keras untuk menghiasi dirinya dengan sifat-sifat terpuji, sehingga dapat mengantarkannya kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
- Selalu Berseri-seri di Hadapan Suami
Selalu tersenyum dan menampakkan wajah berseri-seri di hadapan orang lain akan memberikan ketenteraman bagi orang yang melihatnya. Di balik senyum yang tulus di hadapan orang terdapat sebuah kelapangan jiwa, kerendahan hati, dan semangat penghormatan terhadap orang lain.
Dari Abu Dzar ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jangan mengecilkan kebaikan sekecil apa pun, meski hanya menampakkan diri dengan wajah berseri di hadapan saudaramu,” (HR Muslim dan At-Tirmidzi)
Senyum seorang istri terhadap suami memiliki ganjaran besar dari Allah SWT. Rasulullah bersabda, “Wahai Fatimah, tiada seorang istri yang tersenyum di hadapan suaminya kecuali Allah akan memandangnya dengan pandangan kasih (rahmat).
Senyum dan air muka yang cerah suami dan istri satu sama lain dapat melahirkan pandangan rahmat Allah terhadap rumah tangga. Dari senyum satu sama lain ini, Allah menurunkan rahmat, berkah, kasih sayang, ketenteraman, dan keharmonisan di dalam rumah tangga tersebut. Karena itu, melepas suami untuk bekerja dengan senyum agar memiliki semangat dalam mengais rezeki. Demikian pula, sambut dia kala pulang kerja dengan senyum merekah sebagai tanda bahwa rumah telah siap sebagai surga bagi keluarga.
- Berkomunikasi dengan Makruf dan Memberikan
Ketenteraman Kepada Suami
Komunikasi merupakan hal penting dalam sebuah pernikahan. Dengan komunikasi yang baik, ketenteraman dalam rumah tangga akan terwujud yang akan menjadi jembatan pembentuk kepercayaan.
Menjadi istri salihah dan penyejuk hati suami tentu menjadi harapan mulia setiap istri yang merindukan kebahagiaan dunia dan akhirat. Islam sebagai dien yang sempurna telah memberikan contoh terbaik untuk umatnya dari kehidupan pernikahan Rasulullah saw. dan para istrinya. Karenanya, wajib bagi kita untuk mencontoh teladan kita, Rasulullah Saw.
Dan pastinya, setiap pasangan selalu
menginginkan agar pasangannya dan anak-anaknya menjadi penyejuk pandangannya,
sehingga kita dan pasangan kita tidak akan pernah melewatkan dalam doa-doa kita
untuk bermohon pada Allah,
“Rabbanaa… Hablanaa… min azwaajinaa wa dzurriyyatinaa qurrata a’yuun. Waj’alnaa lilmuttaqiina imaama.” (Ya Rabbana, anugerahkanlah kepada kami, pasangan dan keturunan sebagai penyejuk hati kami. Jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa).
#30dwc #day23 #sejuk
Komentar
Posting Komentar